Senin, 31 Maret 2014

Artikel Metode Induktif Jenis Generalisasi Tema Jakarta

Kelanjutan Proyek Monorel Belum Dapat Dipastikan


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum dapat memastikan tenggat waktu baru untuk PT Jakarta Monorail (JM) memenuhi persyaratan sebelum penandatanganan perjanjian kerja sama proyek monorel. Pembahasan rencana bisnis baru untuk proyek itu pun belum rampung.

"Kami belum tahu kapan, karena harus melihat keseluruhanbussines plan dan disesuaikan dengan PKS. Progress-nya kanharus berdasarkan kajian," kata Kepala Badan Pengawas Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Endang Widjajanti di Balaikota Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Selain itu, kata Endang, Pemprov DKI belum membicarakan rencana bisnis tersebut dengan PT JM karena pembahasan baru dilakukan di internal Pemprov DKI. Menurut dia, pembahasan tersebut mencakup rancangan stasiun, nilai investasi, dan target penumpang. "Pak Gubernur masih perlu hitungan," kata dia.

Seperti diberitakan, syarat-syarat perjanjian kerja sama yang diminta Pemprov DKI kepada PT JM mencakup aspek keuangan, kajian teknis, aspek legal, dan pelunasan pembayaran tiang oleh PT JM kepada PT Adhi Karya.

Proyek pembangunan monorel Jakarta dimulai pada 2004. Namun, pada 2007 pembangunannya terhenti. Pada 2012, PT Adhi Karya memutuskan tidak lagi menangani proyek tersebut. Proyek pun dilanjutkan oleh Ortus Holding.


Sumber Artikel:
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/19/0519355/Kelanjutan.Proyek.Monorel.Belum.Dapat.Dipastikan

PENALARAN


Penalaran adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian, namun penalaran dapat pula diartikan sebagai bentuk tertinggi dari pemikiran dan itu lebih rumit dibanding pengertian dan proposi.

Penalaran juga suatu proses berpikir manusia untuk menghubung‐hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Penalaran merupakan proses  berfikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep/pengertian, proposisi/pernyataan.

Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.

Cara menguji data, fakta dan autoritas

- Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
  1.  Observasi
  2.  Kesaksian
  3.  Autoritas
- Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
  1. Konsistensi
  2. Koherensi

- Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
  1. Tidak mengandung prasangka
  2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
  3. Kemashuran dan prestise
  4. Koherensi dengan kemajuan

SILOGISME


Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Jenis-jenis Silogisme:

1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
  • My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
  • Mn : Udara tidak ada.
  • K   : Jadi, Makhluk hidup akan mati.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
  • Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
  • Nenek Sumi berada di Bandung.
  • Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Cara Berfikir Induktif


Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Jenis-jenis berpikir induktif :

1. Generalisasi :  merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data  data yang ada
    Dibagi menjadi 2 :
             a. Generalisasi Sempurna / tanpa loncatan induktif
                 - Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan
              b. Generalisasi Tidak Sempurna / dengan loncatan induktif
                 - Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada

2. Analogi : Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta.  Pada     analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.


Sumber :
http://ianzhamumtazah.wordpress.com/2012/03/08/pengertian-dan-macam-macam-penalaran-4/
http://nabella2326.blogspot.com/2012/03/wujud-evidensi.html
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-fakta-dan-autoritas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
http://ekoriyadi384.blogspot.com/2013/03/silogisme-kategorial-hipotesis.html
http://millachulailannisa.blogspot.com/2013/10/cara-berpikir-induktif-dan-deduktif.html